Skripsi
Proses berpikir siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang dalam mengonstruksi pemecahan masalah persamaan kuadrat / Mukhammad Nastahwid
Abstrak
ABSTRAK Nastahwid Mukhammad. 2008. Proses Berpikir Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang dalam Mengonstruksi Pemecahan Masalah Persamaan Kuadrat. Skripsi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Subanji S.Pd. M.Si. dan (II) Drs. Ir. Herutomo M.Pd. Kata kunci Proses Berpikir Pemecahan Masalah Persamaan Kuadrat Mengingat pentingnya keberadaan matematika siswa akan lebih mudah mencerna konsep dan ilmu pengetahuan apabila para siswa tersebut sudah memiliki struktur atau skema berpikir yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. Sehingga ketika mereka berhadapan dengan materi atau permasalahan akan mudah mengonstruksi pemecahan masalah yang akan dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam mengkonstruksi masalah persamaan kuadrat berdasarkan cara pengerjaannya. Penelitian ini dilakukan di kelas X-11 SMA Negeri 1 Lawang. Dipilih 4 subjek penelitian berdasarkan cara penyelesaian soal yaitu siswa yang biasa menggunakan cara cepat (2 siswa) atau biasa (2 siswa). Peneliti selanjutnya mewawancarai 4 subjek ini berdasarkan lembar tugas (soal tidak rutin) untuk mengetahui struktur berpikirnya. Berdasarkan struktur berpikir tersebut peneliti dapat mengetahui bagaimanakah perbedaan proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat antara yang biasa berpikir menggunakan cara biasa atau cara cepat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang didapatkan antara lain berupa hasil kerja dari lembar tugas hasil wawancara dan catatan lapangan. Data tersebut diperoleh dari subjek yang menggunakan cara biasa (S1 dan S2) dan cara cepat (S3 dan S4) kemudian data tersebut dianalisis melalui tahapan-tahapan tertentu antara lain kliarifikasi reduksi dan triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) S1 dan S2 memiliki pemahaman yang baik tentang materi trigonometri dan materi eksponen yang dibutuhkan untuk memecahkan soal tidak rutin materi persamaan kuadrat (2) S3 memiliki kesulitan dalam memahami algoritma pembagian dan S4 memiliki kesulitan dalam memahami materi trigonometri (3) subjek yang biasa berpikir menggunakan cara biasa lebih baik proses berpikirnya dari pada subjek yang biasa berpikir menggunakan cara cepat dalam memecahkan masalah tidak rutin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan 1) guru harus memastikan pengetahuan prasyarat telah dikuasai oleh siswa sehingga dapat digunakan modal dasar pada materi berikutnya 2) kajian dalam penelitian ini masih terbatas pada struktur berpikir siswa dalam mengkonstruksi pemecahan masalah persamaan kuadrat karena itu masih perlu dikaji mengenai proses berpikir siswa dalam mengkonstruksi pemecahan masalah konsep matematika yang lainnnya.
Tidak tersedia versi lain