Skripsi
Filosofi batik gajah oling (studi di Sanggar Batik Sayu Wiwit di Desa Temenggungan Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi) / Nurlaili Kholila Nadhiroh
Abstrak
ABSTRAK Nadhiroh Nurlaili Kholila. 2017. Filosofi Batik Gajah Oling (Studi Pada Sanggar Batik Sayu Wiwit di Desa Temenggungan Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi). Skripsi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Suparman Adi Winoto SH. M. Hum (II) Drs. Petir Pudjantoro M. Si Kata Kunci Filosofi Batik Gajah Oling Di Indonesia batik dibuat dengan beragam motif yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Motif batik yang diciptakan memiliki filosofi yang menggambarkan setiap kehidupan manusia dan kedekatannya dengan Tuhannya. Setiap batik memiliki filosofi permohonan atau doa-doa sehingga batik selalu digunakan dalam setiap kegiatan sakral oleh masyarakat. Seperti halnya motif batik Banyuwangi yaitu Gajah Oling yang dianggap sakral oleh masyarakat Banyuwangi karena bentuknya seperti huruf S terbalik dan seperti belalai gajah dan oling. Nama Gajah Oling merupakan gabungan dari dua nama hewan yaitu Gajah dan Oling Gajah yang artinya besar (berkaitan dengan maha besar) dan Oling yang berasal dari bahasa Using yaitu eling (ingat). Pemaknaan batik Gajah Oling secara tidak langsung mengajak manusia agar selalu ingat kepada Allah Yang Mahabesar dalam kondisi dan situasi apapun. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan (1) Bagaimana sejarah motif Batik Gajah Oling di daerah Banyuwangi (2) Bagaimana filosofi yang terkandung dalam motif Batik Gajah Oling Banyuwangi (3) Bagaimana filosofi penetapan penggunaan motif Batik Gajah Oling dalam setiap kegiatan yang bersifat sakral (4) Bagaimana filosofi penetapan penggunaan motif Batik Gajah Oling sebagai seragam di pegawai pemerintahan daerah dan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian interpretatif. Pada penelitian kualitatif ini peneliti menafsirkan bagaimana filosofi dibalik motif Batik Gajah Oling. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan metode yaitu wawancara mendalam observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengecek data yang diperoleh dari lapangan reduksi data analisis data dan penyimpulan. Adapun hasil penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama sejarah motif batik Gajah Oling muncul karena perlawanan rakyat Blambangan terhadap Kerajaan Mataram Islam. Perlawanan rakyat Blambangan inilah yang digambarkan dengan nama hewan Gajah yang bertubuh tubuh besar dan kuat sedangkan Oling artinya tidak mudah menyerah dan ditaklukkan. Kedua filosofi yang terkandung dalam motif batik Gajah Oling Banyuwangi merupakan penggambaran sifat religius masyarakat Banyuwangi. Gajah Oling berasal dari dua nama hewan yaitu Gajah artinya besar (maha besar) dan Oling berarti eling (ingat) sehingga mengandung filosofi yaitu mengajak manusia untuk selalu ingat terhadap kebesaran Allah. Ketiga filosofi penetapan penggunaan motif Batik Gajah Oling dalam setiap kegiatan yang bersifat sakral yaitu digunakan dalam upacara adat Seblang dan Gandrung. Seblang dan Gandrung merupakan event penting di Banyuwangi yang melambangkan wujud syukur masyarakat Banyuwangi terhadap Dewi Sri (Dewi Padi) yang dipercaya dapat memberikan kesuburan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa. Keempat filosofi penetapan penggunaan motif Batik Gajah Oling sebagai seragam di pegawai pemerintahan daerah dan sekolah yaitu adanya himbauan dari Bupati Banyuwangi yang mewajibkan seluruh pegawai pemerintahan memakai seragam batik dengan motif Gajah Oling pada hari Kamis Jumat dan Sabtu sedangkan untuk seragam sekolah diwajibkan peggunaannya setiap dua hari dalam seminggu. Saran yang diberikan oleh peneliti setelah melakukan penelitian ini antara lain (1) Bagi Sanggar Bati Sayu Wiwit sebaiknya lebih mengembangkan motif batik Gajah Oling dengan desain yang lebih menarik namun tetap mempertahankan kekhasan motif batik Gajah Oling. (2) Bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi agar lebih memfasilitasi dan menunjang sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembatikan dan lebih mengenalkan dan melestarikan batik khas Banyuwangi (Gajah Oling) ke dunia internasional. (3) Bagi masyarakat Banyuwangi khususnya generasi muda dapat meneruskan kegiatan membatik agar lebih mengenal dan mencintai motif batik Gajah Oling guna mempertahankan eksistensinya. (4) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan dapat mengembangkan penelitian yang lebih lengkap baik dari segi ekonomis maupun historis.
Tidak tersedia versi lain